20 Agustus 2008

RPLA (3)

Its my third posts with RPLA..
*ga ada ubungan nya ma pesawat*

In Chinese tradition, we usually use red eggs in celebrating an anniversary. Just a tradition, not a ritual ceremony, and no prays in their believes. Just EAT !!! hohoho


as what i promised in my previous posts, here are Chelen and Ryan, my cousin's children, who energetic and no fear kids...


(Ryan)


(Chelen, while celebrating her 7th anniversary *ada telor merah juga*)


(Kids who keep punching my stomach)

Ryan: "Ah gini mah gampang" (while work on maths assginments)
Bayangin aja, anak kecil umur 5th dah sepinter itu ngerjain soal matematika, belum lagi ngejawab gw waktu nanyain warna pake bahasa inggris... emg ebat ni anak... tapi sayang nya ga berenti² nabokin gw... hohohoh..

19 Agustus 2008

RPLA (2)

hufff... seharian kmaren gw ga nyentuh komp sama sekali... gw masih belon isa enjoy idup di tanah orang... ya iya la.. masa ya iya donk... secara gw klw mw kmn2 aj ga isa... musti minta anter... kalo ga ya gw nyasar donk ntar di jalan... ya gw aja baru 3 ari disini, gw masih nyesuaiin la..
gila... ga di ruko ga di rumah yg diadepin tumpukan kain ma gulungan benang n mesin jait dimana².. belum lagi tumpukan kain ga kepake yg numpuk ampir ky gunung...
berhubung ntu rumah dah ga ada kamar lagi, ya mo ga mo gw tidur di ruko yg panas minta ampyun n nyamuknya kaga nahan... secara ntu ruko ngadep kali yg butek bgt...
(makasih kipas, kalo ga ada elo gw mungkin ga bisa tidur deh..)

drmh ruang tamu disulap jadi sederetan mesin jahit, mesin obras, mesin lubang kancing, dll pokok e sumpeg dah... belum lagi si ryan ma si chelen, anak sepupu gw yg hyper... (gila bo` gw dijambak², ditabok², dicakar² ampe dikatain raksasa.... hueheuheu) emg tu anak² ga ada takut nya.. bentar² berantakin keranjang maenan yg gede² dah gitu lebih gede dari body mereka...
tapi utk sementara ini gw ga bisa kasi gambaran visual ne, cm bisa gambaran tekstual... pengen bgt ngeliatin ke elo² pada dmn gw tidur, dmn gw nyeringsek ngeliatin kerjaan gw "buang benang", dll.

-=satu hal yang sama dengan rmh gw... saban hari pesawat ngalur ngidul di atas rumah, jadi ga heran lagi dengar desingan mesin tatkala landing or take off=-

17 Agustus 2008

RPLA (1)

Its my first experience on earth. Having a trip with an airplane is my most curiously experience for over than 15 years. After arrived on Soekarno Hatta international airport many feelings mixed inside me. First, happy, because i already fulfill my willing to get on an airplane.Second, worry, because many people said that taking off and landing were a scary moments.
But, it is not scary at all, just like having a flying fox out bond training at Khatulistiwa Monument few months ago.
after landing on 2.16PM i finally found a proper masjid next to my aunt's village for after 2 hrs on this city.
note : this post will be continued.

14 Agustus 2008

Peluncuran Nomor 8




8 bukan hanya angka setelah tujuh.

Kini ia menjadi kristalisasi gerak dan keringat

untuk menggapai cita-cita luhur yaitu perubahan!

8 adalah angka yang tidak terputus.

PK-Sejahtera Online: Pesta demokrasi bangsa Indonesia tinggal 9 bulan lagi. Berbagai persiapan dilakukan oleh semua partai politik untuk mendapatkan hasil terbaik dalam pemilu tahun 2009 nanti, termasuk Partai Keadilan Sejahtera kota Surabaya. Dalam rangka mensosialisasikan identitas partai, yaitu nomor urut Pemilu, DPD PKS Kota Surabaya melakukan sosialisasi angka partai, yaitu angka 8, dengan acara yang unik.

sumber :
http://pk-sejahtera.org/v2/index.php?op=isi&id=5616

08 Agustus 2008

8

Delapan, angka yang bentuknya simetris, adil dan unik.
dan di tanggal ke delapan di bulan ke delapan tahun duaribu delapan ini, sangat pas untuk memposting pengetahuan saya yang berkenaan dengan partai nomor delapan.
secara, saya lahir juga bulan delapan tahun delapan tiga, trus plat motor saya kb tiga delapan delapan tiga WP, trus plat motor saya yang lama kb tiga tujuh delapan tiga HR.


"Alhamdulillah, PKS dapat nomor urut 8." Demikian pesan pendek Presiden PKS Ir H Tifatul Sembiring dari dalam ruang Rapat Utama KPU Jl Imam Bonjol Jakarta, Rabu(9/7) Usai mendapat nomor urut sebagai peserta pemilu 2009, Presiden PKS langsung membuat pantun.

Cantik selendang putri melayu
Menata bunga diatas sampan
Kalau ingin Indonesia Maju
Pilih saja nomor delapan

Ditanya wartawan mengenai makna angka delapan, Tifatul menjawab tidak ada maknanya. "Ini kan hanya nomor urut peserta pemilu yang penting essensi perjuangan natinya," katanya.

Sumber : www.pk-sejahtera.org, www.bang-abduh.blogspot.com

(kalo mo cari gambar² untuk modal kampanye, disini ade ni, copy jak)







07 Agustus 2008

Mencari Pemimpin Ideal

Suatu masa dalam kepemimpinan Umar, terjadilah Tahun Abu. Masyarakat Arab, mengalami masa paceklik yang berat. Hujan tidak lagi turun. Pepohonan mengering, tidak terhitung hewan yang mati mengenaskan. Tanah tempat berpijak hampir menghitam seperti abu.

Putus asa mendera di mana-mana. Saat itu Umar sang pemimpin menampilkan kepribadian yang sebenar-benar pemimpin. Keadaan rakyat diperhatikannya saksama. Tanggung jawabnya dijalankan sepenuh hati. Setiap hari ia menginstruksikan aparatnya menyembelih onta-onta potong dan menyebarkan pengumuman kepada seluruh rakyat. Berbondong-bondong rakyat datang untuk makan. Semakin pedih hatinya. Saat itu, kecemasan menjadi kian tebal. Dengan hati gentar, lidah kelunya berujar, “Ya Allah, jangan sampai umat Muhammad menemui kehancuran di tangan ini.”

Umar menabukan makan daging, minyak samin, dan susu untuk perutnya sendiri. Bukan apa-apa, ia khawatir makanan untuk rakyatnya berkurang. Ia, si pemberani itu, hanya menyantap sedikit roti dengan minyak zaitun. Akibatnya, perutnya terasa panas dan kepada pembantunya ia berkata “Kurangilah panas minyak itu dengan api”. Minyak pun dimasak, namun perutnya kian bertambah panas dan berbunyi nyaring. Jika sudah demikian, ditabuh perutnya dengan jemari seraya berkata, “Berkeronconglah sesukamu, dan kau akan tetap menjumpai minyak, sampai rakyatku bisa kenyang dan hidup dengan wajar.”

Hampir setiap malam Umar bin Khattab melakukan perjalanan diam-diam. Ditemani salah seorang sahabatnya, ia masuk keluar kampung. Ini ia lakukan untuk mengetahui kehidupan rakyatnya. Umar khawatir jika ada hak-hak mereka yang belum ditunaikan oleh aparat pemerintahannya.

Malam itu pun, bersama Aslam, Khalifah Umar berada di suatu kampung terpencil. Kampung itu berada di tengah-tengah gurun yang sepi. Saat itu Khalifah terperanjat. Dari sebuah kemah yang sudah rombeng, terdengar seorang gadis kecil sedang menangis berkepanjangan. Umar bin khattab dan Aslam bergegas mendekati kemah itu, siapa tahu penghuninya membutuhkan pertolongan mendesak.

Setelah dekat, Umar melihat seorang perempuan tua tengah menjerangkan panci di atas tungku api. Asap mengepul-ngepul dari panci itu, sementara si ibu terus saja mengaduk-aduk isi panci dengan sebuah sendok kayu yang panjang.

“Assalamu’alaikum,” Umar memberi salam.

Mendengar salam Umar, ibu itu mendongakan kepala seraya menjawab salam Umar. Tapi setelah itu, ia kembali pada pekerjaannya mengaduk-aduk isi panci.

“Siapakah gerangan yang menangis di dalam itu?” tanya Umar.

Dengan sedikit tak peduli, ibu itu menjawab, “Anakku….”

“Apakah ia sakit?”

“Tidak,” jawab si ibu lagi. “Ia kelaparan.”

Umar dan Aslam tertegun. Mereka masih tetap duduk di depan kemah sampai lebih dari satu jam. Gadis kecil itu masih terus menangis. Sedangkan ibunya terus mengaduk-aduk isi pancinya.

Umar tidak habis pikir, apa yang sedang dimasak oleh ibu tua itu? Sudah begitu lama tapi belum juga matang. Karena tak tahan, akhirnya Umar berkata, “Apa yang sedang kau masak, hai Ibu? Kenapa tidak matang-matang juga masakanmu itu?”

Ibu itu menoleh dan menjawab, “Hmmm, kau lihatlah sendiri!”

Umar dan Aslam segera menjenguk ke dalam panci tersebut. Alangkah kagetnya ketika mereka melihat apa yang ada di dalam panci tersebut. Sambil masih terbelalak tak percaya, Umar berteriak, “Apakah kau memasak batu?”

Perempuan itu menjawab dengan menganggukkan kepala.

“Buat apa?”

Dengan suara lirih, perempuan itu kembali bersuara menjawab pertanyaan Umar, “Aku memasak batu-btu ini untuk menghibur anakku. Inilah kejahatan Khalifah Umar bin Khattab. Ia tidak mau melihat ke bawah, apakah kebutuhan rakyatnya sudah terpenuhi belum. Lihatlah aku. Aku seorang janda. Sejak dari pagi tadi, aku dan anakku belum makan apa-apa. Jadi anakku pun kusuruh berpuasa, dengan harapan ketika waktu berbuka kami mendapat rejeki. Namun ternyata tidak. Sesudah magrib tiba, makanan belum ada juga. Anakku terpaksa tidur dengan perut yang kosong. Aku mengumpulkan batu-batu kecil, memasukkannya ke dalam panci dan kuisi air. Lalu batu-batu itu kumasak untuk membohongi anakku, dengan harapan ia akan tertidur lelap sampai pagi. Ternyata tidak. Mungkin karena lapar, sebentar-sebentar ia bangun dan menangis minta makan.”

Ibu itu diam sejenak. Kemudian ia melanjutkan, “Namun apa dayaku? Sungguh Umar bin Khattab tidak pantas jadi pemimpin. Ia tidak mampu menjamin kebutuhan rakyatnya.”

Mendengar penuturan si Ibu seperti itu, Aslam akan menegur perempuan itu. Namun Umar sempat mencegah. Dengan air mata berlinang ia bangkit dan mengajak Aslam cepat-cepat pulang ke Madinah. Tanpa istirahat lagi, Umar segera memikul gandum di punggungnya, untuk diberikan kepada janda tua yang sengsara itu.

Karena Umar bin Khattab terlihat keletihan, Aslam berkata, “Wahai Amirul Mukminin, biarlah aku saya yang memikul karung itu….”

Dengan wajah merah padam, Umar menjawab sebat, “Aslam, jangan jerumuskan aku ke dalam neraka. Engkau akan menggantikan aku memikul beban ini, apakah kau kira engkau akan mau memikul beban di pundakku ini di hari pembalasan kelak?”

Aslam tertunduk. Ia masih berdiri mematung, ketika tersuruk-suruk Khalifah Umar bin Khattab berjuang memikul karung gandum itu. Angin berhembus. Membelai tanah Arab yang dilanda paceklik.

Source: http://www.dakwatuna.com/2007/umar-dan-ibu-pemasak-batu/

Jadi ibrahnye, calon pemimpin yang ade sekarang, yang mencalonkan diri untuk jadi pemimpin kebanyakan bertolak belakang dengan kepribadian Umar bin Khatab ketika menjadi khalifah. Malahan, fakta yang muncul adalah kecenderungan untuk memakmurkan diri pribadi dan keluarga. Apakah mereka layak dipilih untuk jadi pemimpin?

04 Agustus 2008

Berat Badan Menurun ?

Lima bulan terakhir, berat badan saye nurun teratur, yaitu 1 kg/bln. Tak ade diet or jurus² tertentu nak nurunkan berat badan, karne saye pon ndak nyengajakan nurunkan berat badan.
Ada yang nanya, "cemane bise turun hen?", ada gak yg nanya "diet ye hen?". Sebenarnye si ndak, cume ntah kenape berat badan ni nurun.
Kalo kawan² yang dah lama kenal saye, pasti heran ngeliat badan saye sekarang n bekomentar "agak kurusan sekarang", "kayanye ade yang berubah ni", "bagus badan kau sekarang hen", tapi yang baru² ini kenal, pasti nganggap biase² jak.
"Amalan" (ciah... amalan) yang saye terapkan si ndak banyak, cume kebetulan sering futsal tiap pekan (rabu malam pukul 20.30 di Citra Kartini, Serdam) trus kalo makan tu dikurangi dikit. dulu biasenye nambah sekarang cume 1 piring. dulu nye 1 piring sekarang dikurangi jadi seperlima nye.
Jadi kalo ade yg nanya "ape tips nye, hen?", ye jawab nye simpel.
1. Sering Olahraga, terutame olahraga yg kite suke.
2. Kurangi Makan, tapi bukan makan sikit.
3. ni yg paling penting kaya nye, Jangan Minum Air Es.

---celane 3 taon yg lalu ndak muat, sekarang muat agik---